KENAKALAN REMAJA
kali ini saya akan membahas tentang kenakalan remaja...
kenakalan remaja sendiri adalah suatu perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Benarkah remaja bermasalah itu sudah biasa? Sekarang Banyak terjadi kenakalan remaja di sekitar kita, bahkan tidak sedikit yang berbuat terlalu jauh, hingga menjerumus ke dalam tindak pidana. Tapi masalah- masalah seperti itu dapat kita hindari dengan komunikasi dua arah dan pemantauan dari orangtua, sehingga kenakalan remaja bisa dihindari. Masa remaja sering dikenal dengan istilah masa pemberontakan. Pada masa-masa ini, seorang anak yang baru mengalami pubertas seringkali menampilkan beragam gejolak emosi, menarik diri dari keluarga, serta mengalami banyak masalah, baik di rumah, sekolah, atau di lingkungan pertemanannya.
Faktor pemicunya, menurut sosiolog Kartono, antara lain adalah gagalnya remaja melewati masa transisinya, dari anak kecil menjadi dewasa, dan juga karena lemahnya pertahanan diri terhadap pengaruh dunia luar yang kurang baik. Akibatnya, para orangtua mengeluhkan perilaku anak-anaknya yang tidak dapat diatur, bahkan terkadang bertindak melawan mereka. Konflik keluarga, mood swing, depresi, dan munculnya tindakan berisiko sangat umum terjadi pada masa remaja dibandingkan pada masa-masa lain di sepanjang rentang kehidupan. Batasan dan Jenis Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja merupakan tindakan melanggar peraturan atau hukum yang dilakukan oleh anak di bawah usia 18 tahun. Perilaku yang ditampilkan dapat bermacam-macam, mulai dari kenakalan ringan seperti membolos sekolah, melanggar peraturan-peraturan sekolah, melanggar jam malam yang orangtua berikan, hingga kenakalan berat seperti vandalisme, perkelahian antar geng, penggunaan obat-obat terlarang, dan sebagainya.
Dalam batasan hukum, menurut Philip Rice dan Gale Dolgin, penulis buku The Adolescence, terdapat dua kategori pelanggaran yang dilakukan remaja, yaitu:
1. Pelanggaran indeks, yaitu munculnya tindak kriminal yang dilakukan oleh anak remaja. Perilaku yang termasuk di antaranya adalah pencurian, penyerangan, perkosaan, dan pembunuhan.
2. Pelanggaran status, di antaranya adalah kabur dari rumah, membolos sekolah, minum minuman beralkohol di bawah umur, perilaku seksual, dan perilaku yang tidak mengikuti peraturan sekolah atau orang tua. Apakah Keluarga yang Memicu hal tersebut?
Menurut Karol Kumpfer dan Rose Alvarado, profesor dan asisten profesor dari University of Utah, dalam penelitiannya, menyebutkan bahwa kenakalan dan kekerasan yang dilakukan oleh anak dan remaja berakar dari masalah-masalah sosial yang saling berkaitan. Di antaranya adalah kekerasan pada anak dan pengabaian yang dilakukan oleh orangtua, munculnya perilaku seksual sejak usia dini, kekerasan rumah tangga, keikutsertaan anak dalam geng yang menyimpang, serta tingkat pendidikan anak yang rendah.
Ketidakmampuan orangtua dalam menghentikan dan melarang perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak mereka akan membuat perilaku kenakalan terus bertahan. Faktor-faktor penyebab munculnya kenakalan remaja.
Menurut Kumpfer dan Alvarado
1. Kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan sosial.
2. Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap perilaku dan nilai-nilai anti-sosial.
3. Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah ataupun di luar sekolah, dan lainnya).
4. Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.
5. Rendahnya kualitas hubungan orangtua-anak.
6. Tingginya konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan keluarga.
7. Kemiskinan dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
8. Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas lain.
9. Perbedaan budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain atau lingkungan baru.
10. Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau melakukan kenakalan remaja.
Faktor lingkungan atau teman sebaya yang kurang baik juga ikut memicu timbulnya perilaku yang tidak baik pada diri remaja. Sekolah yang kurang menerapkan aturan yang ketat juga membuat remaja menjadi semakin rentan terkena efek pergaulan yang tidak baik.
"Guru yang kurang sensitif terhadap hal ini juga bisa membuat remaja menjadi semakin sulit diperbaiki perilakunya. Demikian juga dengan guru yang terlalu keras dalam menghadapi remaja yang bermasalah. Bisa jadi, bukannya ikut meredam kenakalan mereka, malah membuat kenakalan mereka semakin menjadi," ujar Prof. Arif Rachman, pakar pendidikan dari UNJ.
Sementara M Faisal Magrie, konsultan psikologi remaja dari Asosiasi Berbagi, menyatakan beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk mencegah munculnya perilaku kenakalan pada anak remaja.
Menurut Faisal, mengasuh anak yang memasuki usia remaja dapat diandaikan seperti bermain layangan. "Apabila orangtua menarik talinya terlalu dekat, layangan itu tidak akan bisa terbang. Namun bila orangtua membiarkan talinya terlalu jauh, layangan tersebut akan putus karena angin yang kencang, atau hal lain seperti menyangkut di pohon," kata Faisal.
Begitu juga dengan anak remaja, jika orangtua terlalu mengekang anak, yang terjadi adalah anak tidak mampu berkembang secara mandiri dan mereka akan berusaha untuk melepaskan dirinya dari kekangan orangtua. Ketika hal ini terjadi, lingkungan sosial, terutama teman sebaya, akan menjadi pelarian utama si anak. Apabila ternyata lingkungan sosial tempat anak biasa berkumpul memiliki kecenderungan untuk melakukan kenakalan remaja, anak juga berpotensi besar untuk melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan kelompoknya.
Hal yang sama juga dapat terjadi apabila orangtua terlalu membebaskan anak. Perbedaannya adalah, anak yang dibebaskan tidak merasakan tekanan sebesar apa yang dirasakan oleh anak yang dikekang, sehingga dorongan untuk memberontak cenderung lebih kecil dibandingkan anak yang dikekang. Berikan batasan yang jelas.
Orangtua disarankan untuk memberikan batasan yang jelas mengenai perilaku apa yang benar-benar tidak boleh dilakukan oleh anak, misalnya membolos, menggunakan narkoba, dan lain sebagainya. Berdiskusilah untuk tawar menawar, dengan cara yang lembut, pendekatan kepada mereka sangat perlu dilakukan. Sebisa mungkin orangtua menyisihkan sedikit waktu luang meraka untuk mendengarkan isi hati atau keluhan mereka. Dengan begitu anak akan merasa nyaman dan patuh kepada nasehat orangtua, dan para orangtua juga di haruskan untuk introspeksi diri, apa yang sebenarnya anak inginkan dari para orangtua mereka.
Proses tawar-menawar akan merangsang anak untuk menentukan standar moralnya sendiri. Di sisi lain hal ini dapat membuat anak lebih menghormati orangtuanya karena telah diberikan kesempatan untuk menentukan
pilihannya sendiri.
Aktif berkomunikasi dengan guru di sekolah juga sangat diperlukan bagi orangtua, untuk selalu dapat mengontrol anak mereka dari jauh, melalui guru meraka di sekolah.
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menghindari atau mencegah terjadinya kenakalan remaja :
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil
memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang
harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan
dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya
atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
6. Pemberian ilmu yang bermakna yang terkandung dalam pengetahuan dengan memanfaatkan
film-film yang bernuansa moral, medi a massa ataupun perkembangan teknologi lainnya.
7. Memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan perkembangan anakanak
kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi kenakalan remaja
8. Membentuk suasana sekolah yang kondusif, nyaman buat remaja agar dapat berkembang sesuai
dengan tahap perkembangan remaja.
Tak Ada Kata Terlambat
Menurut Faisal, tidak ada kata terlambat dalam menangani anak remaja yang terlihat 'melenceng'. Karena di usia ini teman adalah segalanya bagi anak, ia dapat dengan mudah terpengaruh oleh teman-teman sebayanya. Untuk mengatasi hal ini, tindakan yang dapat dilakukan oleh orangtua adalah dengan membuat kesan bahwa mereka bisa berdamai dengan pilihan anaknya. Dengan begini, orangtua tetap bisa mengawasi aktivitas dan
pergaulan anaknya dengan pasif.
Namun, ada hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua berkaitan dengan hal tersebut. Ketika orangtua terlalu 'masuk' ke dalam kehidupan anak, pasti anak akan merasa terganggu privasinya. Ia akan merasa risih dan pada akhirnya justru bersikap tertutup kepada orangtuanya.Untuk itu, orangtua harus mengusahakan agar tetap terlibat secara pasif, namun jangan sampai terkesan terlalu ingin ikut campur
Sekian artikel yang sedrhana ini saya buat, semoga dapat membatu para orangtua agar dapat lebih memperhatikan anaknya. Jaga mereka agar dapat menjadi penerus bangsa di masa yang akan datang. Terimakasih sudah membaca artikel sederehana ini, saya Ryan Novari Dwi Arizki
Terimakasih ^_^
Sumber referensi :
1. www.google.com
2. www.garutkab.go.id
3. http://http://belajarpsikologi.com/kenakalan-remaja/.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar