Minggu, 11 November 2012


Tawuran Antar Pelajar




Mengapa terjadi tawuran antar pelajar?

Tawuran adalah suatu tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Jika kita mendengar kata Pelajar/Mahasiswa, pasti yang ada di benak kita semua adalah seseorang yang mamiliki tingkat intelektual yang tinggi. Tapiapa yang ada di benak kita saat mengetahui bahwa banyak diantara para Pelajar/Mahasiswa yang terlibat Tawuran Entah antar masyarakat ataupun antar Pelajar/Mahasiswa itu sediri. Miris memang, seorang yang memiliki tingkat intelektual yang tinggi dapat melakukan hal yang sia-sia dan tak bermanfaat bagi diri mereka, maupun masyarakat. Mengapa demikian? Apa sebenarnya pemicu adanya Tawuran antar pelajar? Disini Kita akan bahas masalah tersebut.

Faktor-faktor pemicu terjadinya tawuran, ada beberapa faktor, diantaranya:

a. Faktor dalam diri kita

Lemahnya pertahanan diri kita dalam mengontrol pengaruh negatif dari lingkungan dan kurangnya pendidikan agama yang kita dapat, sehingga kita tidak mempunyai benteng 

dalam menghadapi godaan untuk berbuat negatif.

b. Faktor Keluarga

Menurut DR. Sofyan S. Wilis, M.Pd dalam bukunya ”Remaja dan masalahnya” mengemukakan beberapa faktor keluarga yang sangat mempengaruhi terhadap kenakalan remaja yaitu 

:
a. Anak kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian orang tua.
b. Lemahnya keadaan ekonomi orang tua.
c. Kehidupan keluarga yang tidak harmonis

c. Faktor Lingkungan Sekitar

Lingkungan sekitar sangat mempengaruhi perkembangan anak, apabila lingkungan sekitar dihuni oleh orang dewasa dan anak – anak muda kriminal dan anti sosial yang bisa 

menimbulkan reaksi emosional buruk bagi remaja yang labil jiwanya, seningga anak tersebut mudah terpengaruhi dan menjadi anak yang anti sosial, begitu juga sebaliknya.

d. Faktor Sekolah

Menurut ahli psiko higenis yaitu Bernard sebagai berikut : Teacher personality is contagious, if he is tense, irritable, dominating or careless, the pupil will show the evidence of tension, crossness, and lack of social grace and will produce slovenly work . Jelas sekali bahwa perilaku guru yang buruk seperti tegang, marah, mudah tersinggung, menguasai murid, maka para murid akan tertular oleh sifat dan perilaku guru tersebut. Jadi, jika kepribadian guru buruk,dapat dipastikan akan menular kepada anak didik. Karena itu sekolah bertanggung jawab pula terhadap kepribadian anak didik. Perkelahian antar pelajar merupakan bentuk anarkis yang tidak dapat ditoleransi, oleh karena itu dibutuhkan solusi untuk mengatasi tawuran antar pelajar agar kelak tidak terjadi lagi dan tidak banyak lagi korban yang berjatuhan dikalangan remaja dan merugikan masyarakat sekitar.

Di Indonesia sendiri tawuran telah menjadi tradisi, atau bahkan budaya. Prilaku menyimpang ini biasanya diakbatkan oleh masalah sepele atau bisa saja disebabka oleh hal-hal serius yang menjurus pada tindakan bentrok. Tawuran sering terjadi dikalangan, pelajar, mahasiswa dan warga desa. Maka tak heran jika kita sering menjumpai aksi perkelahian masal ini di jalan, khususnya diwilayah ibukota. Tawuran akan hilang bila ada kerjasama dari semua pihak. Mereka yang tawuran sering kali bingung menjawab kenapa mereka bisa menjadi seperti itu. Alasannya bermacam-macam, pertama karena soladiritas dengan temannya yg satu sekolah. Ketika sekolah mereka diserbu oleh sekolah lain, tentu mereka harus mempertahankan diri dan reputasi sekolah mereka. Kedua Permasalahan yang sudah mengakar dalam artian ada sejarah yang menyebabkan pelajar-pelajar dua sekolah saling bermusuhan, seperti dendam, persaingan antar kedua kubu, dll. ketiga, yaitu Jiwa premanisme yang tumbuh dalam jiwa pelajar, entah dari pergaulan di lingkungan masyarakat atau bahkan di lingkungan sekolah itu sendiri.

Tapi bukan itu inti maslahnya. Kurangnya pendidikan agama dalam keluarga menjadi sesuatu yg harus dipikirkan oleh para orang tua dan guru.

Rasa-rasanya saya bisa bilang jika tenaga anak muda itu besar, dan jika tidak disalurkan ke jalan positif, maka akan berakibat negatif seperti tawuran. Solusi paling efektif adalah menambah kegiatan-kegiatan positif di lingkungan rumah dan sekolah seperti main bola, ikut ekskul, dan la masih banyak lainnya.Sedih sekali melihat anak muda kita saling menyakiti satu sama lain, apa lagi sampai menjerumus ke tindak pidana seperti membunuh. Tawuran antar pelajar menjadi keprihatinan kita bersama. Mengapa mereka bisa tawuran? Apakah penyebabnya? Mengapa yang mati justru mereka yang tidak ikut tawuran? Mengapa anak sekolah membawa senjata tajam, dan bukan buku?

Entah maksud dari para pelaku tawuran tersebut. Yang jelas aksi negatif ini banyak sekali menimbulkan kerugian, yakni seperti mengganggu ketertiban, dan keamanan umum. 

Bahkan dari aksi tawuran ini tak sedikit banyak korban luka hingga korban tewas yang berjatuhan.

Adapun Teori-teori Untuk mengatasi masalah tawuran antar pelajar. Yang pertama adalah dari Kartini Kartono. Diamenyebutkan bahwa untuk mengatasi tawuran antar pelajar 

ataukenakalan remaja pada umumnya adalah:
a. banyak mawas diri, melihat kelemahan dan kekurangan sendiri, danmelakukan koreksi terhadap kekeliruan yang sifatnya tidak mendidikdan tidak menuntun
b. memberi kesempatan kepada remaja untuk beremansipasi dengancara yang baik dan sehat
c. memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengankebutuhan remaja zaman sekarang serta kaitannya denganpengembangan bakat dan potensi remaja.

Teori yang kedua adalah dari Dryfoos, dia menyebutkan untukmengatasi tawuran pelajar atau kenakalan remaja pada umumnyaharus diadakan program yang meliputi unsur-unsur 

berikut:

a. program harus lebih luas cakupannya daripada hanya sekedarberfokus pada kenakalan
b. program harus memiliki komponen-komponen ganda, karena tidakada satu pun komponen yang berdiri sendiri sebagai peluru ajaib yangdapat memerangi kenakalan
c. program harus sudah dimulai sejak awal masa perkembangan anakuntuk mencegah masalah belajar dan berperilaku
d. sekolah memainkan peranan penting
e. upaya-upaya harus diarahkan pada institusional daripada padaperubahan individual, yang menjadi titik berat adalah meningkatkankualitas pendidikan bagi anak-anak yang kurang beruntung
f. memberi perhatian kepada individu secara intensif dan merancangprogram unik bagi setiap anak merupakan faktor yang penting dalammenangani anak-anak yang berisiko tinggi untuk menjadi nakal
g. manfaat yang didapatkan dari suatu program sering kali hilang saatprogram tersebut dihentikan, oleh karenanya perlu dikembangkanprogram yang sifatnya    

berkesinambungan.

Teori ke Tiga adalah menurut warcoff, sebagai berikut :

1. Tangkap pemimpin/biang kerok/provokator tawuran
Setiap aksi berkelompok pasti ada orang atau pihak yang menjadi motor penggerak atau pemimpinnya. Jadi pihak kepolisian harus bisa mengetahui dan menangkap para pemimpin atau dalang terjadinya tawuran tersebut untuk diberikan pengarahan atau hukuman yang pantas.

2. Bersikap simpati dan empati 
Khusus para pelaku tawuran antar siswa atau mahasiswa, mungkin akan lebih mudah penanganannya dengan cara yang halus, bersimpati dan empati. Dekati mereka sebagai sahabat, bukan sebagai orang tua atau guru pada muridnya. Para pelaku tawuran (siswa/mahasiswa) ini dan kebanyakan remaja pada umumnya lebih suka pendekatan yang sifatnya tidak menggurui, menceramahi apalagi diberi hukuman fisik.Mereka pada dasarnya adalah remaja yang baik dan mau patuh pada aturan, tapi kadang peraturan yang notabene dibuat oleh pemerintah/pihak sekolah/orangtua tidak sesuai dengan kemampuan, kebutuhan atau keinginan dari para siswa/mahasiswa tersebut.

3. Membina kerjasama yang kuat dan berkesinambungan antara pihak sekolah, siswa, orang tua,  kepolisian serta media sosialm.
Bentuk kerjasamanya adalah menjalin keterbukaan informasi dan komunikasi antara kelima pihak tersebut. Keterbukaan informasi dan komunikasi ini penting terutama antara Orang tua dan anaknya, antara lain tentang bagaimana kondisi atau kenyataan yang terjadi di lingkungan pergaulan sekolah mereka. Laporkan ke pihak sekolah jika ada kondisi atau situasi yang akan mengakibatkan efek buruk pada siswa, Selanjutnya jika pihak sekolah tidak mampu menanganinya harus segera melaporkan ke pihak kepolisian untuk segera ditindaklanjuti.

Nah, dari ketiga Teori itu kita dapat mangambil pelajaran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Agar kita dapat mencegah terjadinya tawuran antar Pelajar. Dan bukan tidak mungkin, jika kita telah menerapkannya dengan baik, Tawuran akan hilang dan kita akan dapat melihat para penerus bangsa , yang akan mengubah negara kita menjadi negara yang maju dan sejahtera di mata Dunia, di masa depan.

Semoga, artikel sederhana saya dapat mambantu kalian semua. Terimakasih Telah membaca artikel sederhana saya ini ^_^

Sumber Referensi : 

1. http://www.tutorialto.com/pendidikan/1127-pengertian-tawuran.html
2. http://2gpgsduhamka.blogspot.com/2010/06/tawuran-antar-pelajar-rizki-andriansyah.html
3. http://www.scribd.com/doc/31705681/tawuran-antar-pelajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar