Minggu, 09 Desember 2012
Faktor - fakto ryang mempengaruhi Migrasi
Terdapat banyak faktor yang menyebabkan penduduk cenderung untuk berpindah. Dorongan penduduk untuk berpindah ini bergantung kepada faktor tolakan kawasan asal dan faktor tarikan kawasan destinasi. Antaranya termasuk:
(a). Faktor ekonomi.
i) Perpindahan berlaku disebabkan keadaan mundur di kawasan asal. Pertambahan penduduk yang pesat di luar bandar menyebabkan kekurangan kawasan pertanian Kawasan pertanian yang sempit dengan daya pengeluaran yang rendah boleh menimbulkan berbagai-bagai masalah ekonomi.
ii) Masalah ekonomi seperti kekurangan pekerjaan, pengangguran, produktiviti dan pendapatan rendah, dibelenggu dengan lingkaran kemiskinan dan lain-lain bertindak menolak keluar penduduk luar bandar ke bandar yang mempunyai tarikan ekonomi secara khusus seperti peluang pekerjaan yang luas dalam sektor perkilangan dan perkhidmatan.
(b). Faktor sosial.
i) Penduduk berpindah terutamanya kerana ingin menikmati kemudahan yang terdapat di bandar. Kekurangan kemudahan asas atau sosial di luar bandar dan kewujudan kemudahan sosial dan kemudahan bandar yang banyak seperti kemudahan pendidikan, kesihatan, hiburan dan lain-lain mampu menarik terutama golongan muda ke bandar.
ii) Ramai juga yang berpindah ke bandar kerana ingin melanjutkan pelajaran, manakala sebahagian lagi berpindah atas sebab perkahwinan, mengikut keluarga dan sebagainya.
iii) Adanya jaringan dan sistem pengangkutan yang baik yang meningkatkan ketersampaian, mudah dan cepat sampai dan seterusnya memangkinkan lagi pergerakan.
(c). Dasar kerajaan.
i) Dasar dan galakkan kerajaan sama ada secara langsung atau tidak seperti Dasar Pembangunan Wilayah dan rancangan penempatan peneroka, rancangan transmigrasi, dasar perindustrian dan lain-lain yang mampu menjadi daya penarik.
ii) Misalnya dasar kerajaan yang banyak menumpukan pembangunan di kawasan bandar dengan menubuhkan pusat perindustrian seperti di Kuala Lumpur, Petaling Jaya, Shah Alam, Senawang, Tampoi, Perai dan lain-lain dan menaiktaraf bandar-bandar menjadi pusat pentadbiran, pengangkutan, perdagangan, perniagaan, kebudayaan dan pendidikan mendorong
migrasi penduduk luar bandar ke bandar.
http://rakangeografi.blogspot.com/2008/12/nota-25-faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
Hubungan Migrasi Dengan Kejahatan
Terjadinya migrasi (perpindahan) penduduk dari sebuah tempat atau negara ke tempat lain dari waktu ke waktu terus mangalami perubahan. Perubahan migrasi tidak hanya dipengaruhi demograsi saja, namun cukup kompleks mulai dari ekonomi, politik, konflik sampai perubahan iklim.
Faktor perubahan iklim juga mempengaruhi terjadinya migrasi suatu bangsa”. Munz mencontohkan abad 20 melanda beberapa negara yang terjadi konflik seperti India, Bangladesh, Israel, Palestina, hingga Cina dan Taiwan. Sementara di akhir abad 20, konflik etnik melanda Bosnia, Sudan, Kongo dan lain-lain. Munz menilai karakteristik migrasi dunia saat ini menunjukkan sebuah tren seperti populasi yang menua, maupun turunnya tingkat fertility (kelahiran). “memang tidak merata, seperti Indonesia dan India tingkat fertilitynya masih tetap naik”, ujarnya.
Dalam diskusi itu Munz juga menyinggung adanya perbedaan kebijakan migrasi di AS dengan Eropa. Di AS menurutnya lebih terbuka terkait migrasi. Berbeda dengan Eropa yang cenderung lebih ketat memberlakukan kebijakan migrasi. Ini disebabkan masyarakat 'pribumi' Eropa yang menilai migrasi hanya akan membebani keuangan negara. Hampir sama seperti yang terjadi di Arab yang juga cukup ketat menerapkan kebijakan mengenai migrasi ini.
B. Bentuk bentuk kejahatan
Beberapa bentuk kejahatan yang dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Menurut Undang Undang Nomor 5 Tahun 2009 Tentang Retifikasi United Nation Convention on Transnational Organized Crime ( UN TOC ) kategori kejahatan lintas negara yakni
a. Pencucian uang
b. Korupsi
c. Perdagangan manusia
d. Penyelundupan
e. Migran serta produksi
f. Perdagangan gelap senjata api
Konvensi juga mengakui kejahatan terorisme dan narkoba termasuk dalam kategori kejahatan.
2. Menurut ASEAN Plan of Action to Combat Transnational Crime ( ASEAN PACTC ) bentuk bentuk kejahatan ini yakni :
a. Perdagangan gelap narkoba
b. Perdagangan manusia
c. Sea Piracy ( Pembajakan Laut )
d. Penyelundupan senjata
e. Pencucian uang
f. Terorisme
g. International Economic Crime
h. Cyber Crime
Sumber:
www.Google.com
http://www.ugm.ac.id
Hubungan Migrasi Dengan Kesejahteraan
Migrasi manusia
Migrasi manusia adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. Arus migrasi ini berlangsung sebagai tanggapan terhadap adanya perbedaan pendapatan antara kota dan desa. Namun, pendapatan yang dimaksud bukanlah pendapatan aktual, melainkan penghasilah yang diharapkan(expected income). Kerangka Skematik ini merupakan aplikasi dari model dekskripsi Todaro mengenai migrasi. Premis dasar yang dianut dalam model ini adalah bahwa para migran mempertimbangkan dan membandingkan pasar-pasar tenaga kerja yang tersedia bagi mereka disektor pedesaan dan perkotaan, serta memilih salah satunya yang dapat memaksimumkan keuntungan yang diharapkan. Besar kecilnya keuntungan yang mereka harapkan diukur berdasarkan besar kecilnya selisih antara pendapatan riil dari pekerjaan dikota dan didesa, angka tersebut merupakan implementasinya terhadap peluang migran untuk mendapatkan pekerjaan dikota.
Migrasi adalah sebuah fenomena yang sebenarnya sudah sejak zaman dahulu kala telah terjadi. Salah satu contohnya pada zaman penjajahan Jepang di Indonesia, sebenarnya pada saat itu dapat dikatakan jika orangorang jepang melakukan migrasi ke Indonesia. Migrasi sendiri adalah perpindahan penduduk dengan niatan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat yang lain melewati batas administratif suatu wilayah karena adanya perbedaan antara daerah asal dan daerah tujuan. Pada umumnya faktor ekonomi adalah alasan utama yang mendasari seseorang untuk melakukan migrasi. Seseorang memandang bahwa di daerah lain tersedia banyak lowongan pekerjaan yang mampu memperbaiki taraf hidupnya. Sampai saat ini pun fenomena migrasi ini masih terus terjadi. Hal itu dapat dilihat dari semakin banyaknya tenaga kerja asing yang bekerja bukan di negara tempat asalnya.
Hubungannya Migrasi dengan Kesejahteraan itu banyak di antaranya:
1. Dengan adanya Tenaga Kerja Indonesia, ini salah satu untuk membuat kesejahteraan hidup Negara dengan mendatangkan Devisa bagi Negaranya & pribadinya di kelak kemudian hari.
2. Dengan adanya pertukaran pelajar/ balajar/ menuntut ilmu di negara lain, ini juga salah satu termasuk dalam Kesejahteraan Migrasi, dengan adanya demikian, Negara dapat berbangga hati, karena salah satu generasi muda dalam negerinya bisa membuat bangga negaranya, dan dia pun bisa berbangga dirinya sendiri atas kerja kerasnya
3. Dengan adanya pernikahan sepasang seseorang yang berbeda negara, dapat mejalin kesekahteraan masing negaranya.
Referensi:
www.Wikipedia.com
http://rizky-herpurwadi11.blogspot.com
http://zmulyakusuma.blogspot.com
Hubungan Pertumbuhan Penduduk Dengan Kesejahteraan
1. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk Indonesia yang semakin hari menunjukkan,perkembangan yang pesat telah melahirkan berbagai macam persoalan di Negara ini. Perkembangan penduduk di Indonesia menyebabkan banyaknya konflik, dimana inti dari permasalahan itu adalah kuantitas yang terus bertambah yang tidak diikuti oleh sumber daya manusia yang mendukung. Hal ini menyangkut aspek ekonomi politik sosial bahkan budaya.
2. Dampak negatif dari pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk akan selalu dikaitkan dengan tingkat kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk atau migrasi baik perpindahan ke luar maupun ke luar. Pertumbuhan penduduk adalah peningkatan atau penurunan jumlah penduduk suatu daerah dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan penduduk yang minus berarti jumlah penduduk yang ada pada suatu daerah mengalami penurunan yang bisa disebabkan oleh banyak hal. Pertumbuhan penduduk meningkat jika jumlah kelahiran dan perpindahan penduduk dari luar ke dalam lebih besar dari jumlah kematian dan perpindahan penduduk dari dalam ke luar.
3. Dampak Ledakan Penduduk antara lain :
Menurut Thomas Robert Malthus dalam Essay on the Principle of Population (1798), dikatakan bahwa “ penduduk bertambah menurut deret ukur dan bahan makanan bertambah menurut deret hitung. Dengan demikian pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada produksi makanan yang dibutuhkan.Jika hal ini terus menerus dibiarkan maka akan terjadi ledakan penduduk. Ledakan penduduk sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang cepat seperti itu memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat. Dan hal ini membuat pemerintah harus cepat dan tanggap dalam memecahkan masalah pertumbuhan penduduk ini.
4. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap Kemiskinan:
1. Jumlah pengangguran semakin meningkat
2. Kekurangan pangan yang menyebabkan kelaparan dan gizi rendah
3. Kebutuhan pendidik, kesehatan dan perumahan sukar diperoleh
4. Terjadinya polusi dan kerusakan lingkungan
5. Tingkat kemiskinan semakin meningkat
6. Tingginya angka kriminalitas
5. Pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap lingkungan hidup
Indonesia merupakan sebuah Negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil dengan luas tabah kira-kira 2 juta km² dan jumlah penduduk yang ke empat terpadat di dunia setelah China, India,dan Amerika. Jumlah penduduk yang besar sebagai penyebab timbulnya kemiskinan, Tinggi rendahnya jumlah penduduk dipengaruhi oleh proses demografi yakni; kelahiran, kematian, dan migrasi. Tingkat kelahiran yang tinggi sudah tentu akan meningkatkan tingkat pertumbuhan penduduk. Namun demikian, tingkat kelahiran yang tinggi di Indonesia kebanyakan berasal dari kategori penduduk golongan miskin. pertumbuhan penduduk berkaitan dengan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat. Pengetahuan tentang aspek-aspek dan komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi, ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga akan membantu para penentu kebijakan dan perencana program untuk dapat mengembangkan program pembangunan kependudukan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tepat sasaran.
Ujung dari semua ledakan penduduk itu adalah kerusakan lingkungan dengan segala dampka ikutannya seperti menurunnya kualitas pemukiman dan lahan yang ditelantarkan, serta hilangnya fungsi ruang terbuka. Dampak lonjakan populasi bagi lingkungan sebenarnya tidak sederhana. Persoalannya rumit mengingat persoalan terkait dengan manusia dan lingkungan hidup. Butuh kesadaran besar bagi tiap warga negara, khusunya agar dapat tercipta keluarga yang ideal yaitu 2 anak setiap satu keluarga
Usaha yang harus dilakukan pemerintah untuk mengatasi ledakan penduduk antara lain :
1. Memperluas lapangan kerja melalui industrialisasi
2. Melaksanakan program Keluarga Berencana (KB) secara berkala dan merata
3. Melaksanakan program transmigrasi
4. Menambah sarana pendidikan dan perumahan sederhana
Jumlah penduduk yang besar dalam hal ini, selain membuat kerugian, juga ada keuntungannya, dengan pertumbuhan penduduk rakyat jadi makin bisa saling bersosialisai, bermusyawarah, dan bersilahturahmi memprkuat kerukunan dan kesatuan. Dan hubungannya dengan kesejahteraan banyak, seperti halnya, dengan adanya pertumbuhan penduduk, jadi semakin banyak orang-orang baru yang memiliki kelebihannya masing-masing, terutama dalam halTeknologi, dengan orang-orang ini kita dapat hidup sejahtera, knpa demikian, dengan adanya orang yang baru, yang memiliki inovasi dan menciptakan sesuatu yang baru, kita dapat merasakannya, dan juga dapat memperdayakan SDM yang ada dengan cara kita latih agar bisa seperti orang-orang baru tersebut.
6. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap Kesejahteraan
Jadi pada dasarnya hubungan Pertumbuhan Penduduk terhadap Kesejahteraan sangat bagus dan banyak keterkaitannya diantaranya :
1. Dengan adanya SDM baru yang muda, berprestasi pula dapat mengajarkan orang-orang yang terdahulu/ jadul/ yang belum mengerti akan teknologi
2. Dengan Membuat lapangan pekerjaan yang baru, untuk para org yang membutuhkan pekerjaan/ tidak tidak dapat melanjutkan sekolah.
3. Dengan saling bergotong-royong bersama-sama saling bahu membahu untuk bisa menjaga persatuan dan kesatuan negara kita.
4. Adanya saling bantu bila mengalami musibah.
5. Saling menjada keamanan lingkungan masing-masing.
6. Dan semakin banyak manusia yang bisa memikirkan sodara-sodara kita yang kesusahan, agar sama-sama bisa maju.
Sumber:
http://princessglad.blogspot.com
http://rizky-herpurwadi11.blogspot.com
Minggu, 11 November 2012
Ketidak Harmonisan Antar Umat Beragama
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, agama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan ber-religi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Kita tau, di negara kita tercinta Indonesia, banyak memiliki ragam budaya, ndonesia memiliki 1.128 suku bangsa, Jawa, Bugis, Batak , Madura, Sunda , Dayak Dll,. Walau kita berbeda, Tapi kita tetap satu(1), Kita Indonesia, Terikat oleh satu semboyan, " Bhineka Tunggal Ika". Yah, “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.
Agama, di Indonesia sendiri Mengakui Agama,yakni: yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu. Berdasarkan Penjelasan Atas Penetapan Presiden No 1 Tahun 1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama pasal 1, "Agama-agama yang dipeluk oleh penduduk di Indonesia ialah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khong Hu Cu (Confusius)".
Nah, pada pembahasan kali ini saya akan membahas tentang " mengapa terjadi ketidakharmonisan Antar Umat Beragama ". Keharmonisan umat beragama. Harmonis artinya selaras, serasi, berarti ketidakharmonisan umat beragama itu adalah, Dimana hilangnya sikap saling menghormati antar umat beragama, yang disebabkan oleh bermacam faktor. Nah, di bawah ini adalah beberapa faktor, pemicu terjadinya ketidak harmonisan antar umat beragama:
1.Pendirian Tempat Ibadah. Tempat ibadah yang didirikan tanpa mempertimbangkan situasi dan kondisi lingkungan umat beragama setempat sering menciptakan ketidak-harmonisan umat beragama yang dapat menimbulkan konflik antar umat beragama. Contohnya berdirinya Gereja di tengah" penduduk yang mayoritas Islam, dll.
2.Penyiaran Agama. Penyiaran agama, baik secara lisan, melalui media cetak seperti brosur, pamflet, selebaran dsb, maupun media elektronika, serta media yang lain dapat menimbulkan kerawanan di bidang kerukunan hidup umat beragama, lebih-lebih yang ditujukan kepada orang yang telah memeluk agama lain.
3.Bantuan Luar Negeri. Bantuan dari Luar negeri untuk pengembangan dan penyebaran suatu agama, baik yang berupa bantuan materiil / finansial ataupun bantuan tenaga ahli keagamaan, bila tidak mengikuti peraturan yang ada, dapat menimbulkan ketidak-harmonisan dalam kerukunan hidup umat beragama, baik intern umat beragama yang dibantu, maupun antar umat beragama.
4.Perkawinan beda Agama. Perkawinan yang dilakukan oleh pasangan yang berbeda agama, walaupun pada mulanya bersifat pribadi dan konflik antar keluarga, sering mengganggu keharmonisan dan mengganggu kerukunan hidup umat beragama, lebih-lebih apabila sampai kepada akibat hukum dari perkawinan tersebut, atau terhadap harta benda perkawinan, warisan, dsb.
5.Perayaan Hari Besarkeagamaan. Penyelenggaraan perayaan Hari Besar Keagamaan yang kurang mempertimbangkan kondisi dan situasi serta lokasi dimana perayaan tersebut diselenggarakan dapat menyebabkan timbulnya kerawanan di bidang kerukunan hidup umat beragama.
6.Penodaan Agama. Perbuatan yang bersifat melecehkan atau menodai agama dan keyakinan suatu agama tertentu yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, dapat menyebabkan timbulnya kerawanan di bidang kerukunan hidup umat beragama.
7.Kegiatan Aliran Sempalan. Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang didasarkan pada keyakinan terhadap suatu agama tertentu secara menyimpang dari ajaran agama yang bersangkutan dapat menimbulkan keresahan terhadap kehidupan beragama, sehingga dapat pula menyebabkan timbulnya kerawanan di bidang kerukunan hidup beragama.
8.Aspek Non Agama yang mempengaruhi. Aspek-aspek non agama yang dapat mempengaruhi kerukunan hidup umat beragama antara lain : kepadatan penduduk, kesenjangan sosial ekonomi, pelaksanaan pendidikan, penyusupan ideologi dan politik berhaluan keras yang berskala regional maupun internasional, yang masuk ke Indonesia melalui kegiatan keagamaan.
Dan kita tau, Indonesia adalah negara pemeluk agama Islam terbanyak di dunia, yaitu sekitar 207,000,105 jiwa atau 88.20% penduduk indonesia memeluk agama Islam. Walau begitu, ini seharusnya bukan lah penghalang kita untuk saling menjaga kerukunan dan kehrmonisan umat beragama.
Sekarang banyak kasus-kasus teroris yang mengatas namakan agama dalam melakukan setiap aksi mereka, yang dapat mengancam, tidak hanya negara, tapi juga warga masyarakat yang tidak berdosa. Agama menjadi tameng mereka, mereka berkata, agama mewajibkan mereka untuk berbuat sesuatu yang mengancam keselamatan orang lain, dan bukan tidak mungkin, politik menjadi tujuan utama mereka dibalik aksi-aksi mereka. Kita tau bahwa, tidak ada agama yang menyuruh kita saling menganiaya, membunuh, bahkan menghancurkan kehidupan oranglain.
Indonesia yang multikultural, terutama dakam hal agama membuat Indonesia menjadi sangat rentan terhadap konflik antar umat beragama. Maka dari itu,, menjaga kerukunan antar umat beragama sangatlah penting. Dalam kaitannya untuk menjaga kehidupan antar umat beragama, agar terjaga sekaligus tercipta kerukunan hidup antar umat beragama dalam masyarakat khususnya masyarakat Indonesia misalnya dengan cara sebagai berikut:
1.Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk agama lain yaitu dengan cara, mengubah rasa curiga dan benci menjadi rasa penasaran yang positf dan mau menghargai keyakinan orang lain.
2.Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan kesalahan tetapi salahkan orangnya. Misalnya dalam hal terorisme. Karena Agama tidak mengajarkan kita untuk saling membunuh,merusak, menganiaya sesama makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
3.Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan olok-olok mereka karena ini bagian dari sikap saling menghormati.
4.Hindari diskriminasi terhadap agama lain karena semua orang berhak mendapat fasilitas yang sama seperti pendidikan, lapangan pekerjaan dan sebagainya.
Dengan memperhatikan cara menjaga kerukunan hidup antar umat beragama tersebut hendaknya kita sesama manusia haruslah saling tolong menolong dan kita harus bisa menerima bahwa perbedaan agama dengan orang lain adalah sebuah realitas dalam masyarakat yang multikultural agar kehidupan antar umat beragma bisa terwujud.
Jadi kesimpulannya adalah , bahwa Pentingnya kerukunan hidup antar umat beragama adalah terciptanya kehidupan masyarakat yang harmonis dalam kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak langsung memberikan stabilitas dan kemajuan Negara. Karena kita " Bhineka Tunggal Ika", kita adalah Indonesia Yang Satu...
Merdeka indonesia...
Terimakasih Telah membaca artikel yang sederhana ini, semoga bermanfaat bagi kita semua... ^_^ Salam hangat dari saya Ryan Novari Dwi Arizki... Oh ya, Follow Facebook and Twitter ku yah
FB : Ryan Novari
Twitter : @RyanNovari
Sumber Referensi :
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia
2. http://kekezia.blogspot.com/2012/05/mewujudkan-kerukunan-hidup-antar-umat.html
Tawuran Antar Pelajar
Mengapa terjadi tawuran antar pelajar?
Tawuran adalah suatu tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Jika kita mendengar kata Pelajar/Mahasiswa, pasti yang ada di benak kita semua adalah seseorang yang mamiliki tingkat intelektual yang tinggi. Tapiapa yang ada di benak kita saat mengetahui bahwa banyak diantara para Pelajar/Mahasiswa yang terlibat Tawuran Entah antar masyarakat ataupun antar Pelajar/Mahasiswa itu sediri. Miris memang, seorang yang memiliki tingkat intelektual yang tinggi dapat melakukan hal yang sia-sia dan tak bermanfaat bagi diri mereka, maupun masyarakat. Mengapa demikian? Apa sebenarnya pemicu adanya Tawuran antar pelajar? Disini Kita akan bahas masalah tersebut.
Faktor-faktor pemicu terjadinya tawuran, ada beberapa faktor, diantaranya:
a. Faktor dalam diri kita
Lemahnya pertahanan diri kita dalam mengontrol pengaruh negatif dari lingkungan dan kurangnya pendidikan agama yang kita dapat, sehingga kita tidak mempunyai benteng
dalam menghadapi godaan untuk berbuat negatif.
b. Faktor Keluarga
Menurut DR. Sofyan S. Wilis, M.Pd dalam bukunya ”Remaja dan masalahnya” mengemukakan beberapa faktor keluarga yang sangat mempengaruhi terhadap kenakalan remaja yaitu
:
a. Anak kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian orang tua.
b. Lemahnya keadaan ekonomi orang tua.
c. Kehidupan keluarga yang tidak harmonis
c. Faktor Lingkungan Sekitar
Lingkungan sekitar sangat mempengaruhi perkembangan anak, apabila lingkungan sekitar dihuni oleh orang dewasa dan anak – anak muda kriminal dan anti sosial yang bisa
menimbulkan reaksi emosional buruk bagi remaja yang labil jiwanya, seningga anak tersebut mudah terpengaruhi dan menjadi anak yang anti sosial, begitu juga sebaliknya.
d. Faktor Sekolah
Menurut ahli psiko higenis yaitu Bernard sebagai berikut : Teacher personality is contagious, if he is tense, irritable, dominating or careless, the pupil will show the evidence of tension, crossness, and lack of social grace and will produce slovenly work . Jelas sekali bahwa perilaku guru yang buruk seperti tegang, marah, mudah tersinggung, menguasai murid, maka para murid akan tertular oleh sifat dan perilaku guru tersebut. Jadi, jika kepribadian guru buruk,dapat dipastikan akan menular kepada anak didik. Karena itu sekolah bertanggung jawab pula terhadap kepribadian anak didik. Perkelahian antar pelajar merupakan bentuk anarkis yang tidak dapat ditoleransi, oleh karena itu dibutuhkan solusi untuk mengatasi tawuran antar pelajar agar kelak tidak terjadi lagi dan tidak banyak lagi korban yang berjatuhan dikalangan remaja dan merugikan masyarakat sekitar.
Di Indonesia sendiri tawuran telah menjadi tradisi, atau bahkan budaya. Prilaku menyimpang ini biasanya diakbatkan oleh masalah sepele atau bisa saja disebabka oleh hal-hal serius yang menjurus pada tindakan bentrok. Tawuran sering terjadi dikalangan, pelajar, mahasiswa dan warga desa. Maka tak heran jika kita sering menjumpai aksi perkelahian masal ini di jalan, khususnya diwilayah ibukota. Tawuran akan hilang bila ada kerjasama dari semua pihak. Mereka yang tawuran sering kali bingung menjawab kenapa mereka bisa menjadi seperti itu. Alasannya bermacam-macam, pertama karena soladiritas dengan temannya yg satu sekolah. Ketika sekolah mereka diserbu oleh sekolah lain, tentu mereka harus mempertahankan diri dan reputasi sekolah mereka. Kedua Permasalahan yang sudah mengakar dalam artian ada sejarah yang menyebabkan pelajar-pelajar dua sekolah saling bermusuhan, seperti dendam, persaingan antar kedua kubu, dll. ketiga, yaitu Jiwa premanisme yang tumbuh dalam jiwa pelajar, entah dari pergaulan di lingkungan masyarakat atau bahkan di lingkungan sekolah itu sendiri.
Tapi bukan itu inti maslahnya. Kurangnya pendidikan agama dalam keluarga menjadi sesuatu yg harus dipikirkan oleh para orang tua dan guru.
Rasa-rasanya saya bisa bilang jika tenaga anak muda itu besar, dan jika tidak disalurkan ke jalan positif, maka akan berakibat negatif seperti tawuran. Solusi paling efektif adalah menambah kegiatan-kegiatan positif di lingkungan rumah dan sekolah seperti main bola, ikut ekskul, dan la masih banyak lainnya.Sedih sekali melihat anak muda kita saling menyakiti satu sama lain, apa lagi sampai menjerumus ke tindak pidana seperti membunuh. Tawuran antar pelajar menjadi keprihatinan kita bersama. Mengapa mereka bisa tawuran? Apakah penyebabnya? Mengapa yang mati justru mereka yang tidak ikut tawuran? Mengapa anak sekolah membawa senjata tajam, dan bukan buku?
Entah maksud dari para pelaku tawuran tersebut. Yang jelas aksi negatif ini banyak sekali menimbulkan kerugian, yakni seperti mengganggu ketertiban, dan keamanan umum.
Bahkan dari aksi tawuran ini tak sedikit banyak korban luka hingga korban tewas yang berjatuhan.
Adapun Teori-teori Untuk mengatasi masalah tawuran antar pelajar. Yang pertama adalah dari Kartini Kartono. Diamenyebutkan bahwa untuk mengatasi tawuran antar pelajar
ataukenakalan remaja pada umumnya adalah:
a. banyak mawas diri, melihat kelemahan dan kekurangan sendiri, danmelakukan koreksi terhadap kekeliruan yang sifatnya tidak mendidikdan tidak menuntun
b. memberi kesempatan kepada remaja untuk beremansipasi dengancara yang baik dan sehat
c. memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengankebutuhan remaja zaman sekarang serta kaitannya denganpengembangan bakat dan potensi remaja.
Teori yang kedua adalah dari Dryfoos, dia menyebutkan untukmengatasi tawuran pelajar atau kenakalan remaja pada umumnyaharus diadakan program yang meliputi unsur-unsur
berikut:
a. program harus lebih luas cakupannya daripada hanya sekedarberfokus pada kenakalan
b. program harus memiliki komponen-komponen ganda, karena tidakada satu pun komponen yang berdiri sendiri sebagai peluru ajaib yangdapat memerangi kenakalan
c. program harus sudah dimulai sejak awal masa perkembangan anakuntuk mencegah masalah belajar dan berperilaku
d. sekolah memainkan peranan penting
e. upaya-upaya harus diarahkan pada institusional daripada padaperubahan individual, yang menjadi titik berat adalah meningkatkankualitas pendidikan bagi anak-anak yang kurang beruntung
f. memberi perhatian kepada individu secara intensif dan merancangprogram unik bagi setiap anak merupakan faktor yang penting dalammenangani anak-anak yang berisiko tinggi untuk menjadi nakal
g. manfaat yang didapatkan dari suatu program sering kali hilang saatprogram tersebut dihentikan, oleh karenanya perlu dikembangkanprogram yang sifatnya
berkesinambungan.
Teori ke Tiga adalah menurut warcoff, sebagai berikut :
1. Tangkap pemimpin/biang kerok/provokator tawuran
Setiap aksi berkelompok pasti ada orang atau pihak yang menjadi motor penggerak atau pemimpinnya. Jadi pihak kepolisian harus bisa mengetahui dan menangkap para pemimpin atau dalang terjadinya tawuran tersebut untuk diberikan pengarahan atau hukuman yang pantas.
2. Bersikap simpati dan empati
Khusus para pelaku tawuran antar siswa atau mahasiswa, mungkin akan lebih mudah penanganannya dengan cara yang halus, bersimpati dan empati. Dekati mereka sebagai sahabat, bukan sebagai orang tua atau guru pada muridnya. Para pelaku tawuran (siswa/mahasiswa) ini dan kebanyakan remaja pada umumnya lebih suka pendekatan yang sifatnya tidak menggurui, menceramahi apalagi diberi hukuman fisik.Mereka pada dasarnya adalah remaja yang baik dan mau patuh pada aturan, tapi kadang peraturan yang notabene dibuat oleh pemerintah/pihak sekolah/orangtua tidak sesuai dengan kemampuan, kebutuhan atau keinginan dari para siswa/mahasiswa tersebut.
3. Membina kerjasama yang kuat dan berkesinambungan antara pihak sekolah, siswa, orang tua, kepolisian serta media sosialm.
Bentuk kerjasamanya adalah menjalin keterbukaan informasi dan komunikasi antara kelima pihak tersebut. Keterbukaan informasi dan komunikasi ini penting terutama antara Orang tua dan anaknya, antara lain tentang bagaimana kondisi atau kenyataan yang terjadi di lingkungan pergaulan sekolah mereka. Laporkan ke pihak sekolah jika ada kondisi atau situasi yang akan mengakibatkan efek buruk pada siswa, Selanjutnya jika pihak sekolah tidak mampu menanganinya harus segera melaporkan ke pihak kepolisian untuk segera ditindaklanjuti.
Nah, dari ketiga Teori itu kita dapat mangambil pelajaran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Agar kita dapat mencegah terjadinya tawuran antar Pelajar. Dan bukan tidak mungkin, jika kita telah menerapkannya dengan baik, Tawuran akan hilang dan kita akan dapat melihat para penerus bangsa , yang akan mengubah negara kita menjadi negara yang maju dan sejahtera di mata Dunia, di masa depan.
Semoga, artikel sederhana saya dapat mambantu kalian semua. Terimakasih Telah membaca artikel sederhana saya ini ^_^
Sumber Referensi :
1. http://www.tutorialto.com/pendidikan/1127-pengertian-tawuran.html
2. http://2gpgsduhamka.blogspot.com/2010/06/tawuran-antar-pelajar-rizki-andriansyah.html
3. http://www.scribd.com/doc/31705681/tawuran-antar-pelajar
KENAKALAN REMAJA
kali ini saya akan membahas tentang kenakalan remaja...
kenakalan remaja sendiri adalah suatu perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Benarkah remaja bermasalah itu sudah biasa? Sekarang Banyak terjadi kenakalan remaja di sekitar kita, bahkan tidak sedikit yang berbuat terlalu jauh, hingga menjerumus ke dalam tindak pidana. Tapi masalah- masalah seperti itu dapat kita hindari dengan komunikasi dua arah dan pemantauan dari orangtua, sehingga kenakalan remaja bisa dihindari. Masa remaja sering dikenal dengan istilah masa pemberontakan. Pada masa-masa ini, seorang anak yang baru mengalami pubertas seringkali menampilkan beragam gejolak emosi, menarik diri dari keluarga, serta mengalami banyak masalah, baik di rumah, sekolah, atau di lingkungan pertemanannya.
Faktor pemicunya, menurut sosiolog Kartono, antara lain adalah gagalnya remaja melewati masa transisinya, dari anak kecil menjadi dewasa, dan juga karena lemahnya pertahanan diri terhadap pengaruh dunia luar yang kurang baik. Akibatnya, para orangtua mengeluhkan perilaku anak-anaknya yang tidak dapat diatur, bahkan terkadang bertindak melawan mereka. Konflik keluarga, mood swing, depresi, dan munculnya tindakan berisiko sangat umum terjadi pada masa remaja dibandingkan pada masa-masa lain di sepanjang rentang kehidupan. Batasan dan Jenis Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja merupakan tindakan melanggar peraturan atau hukum yang dilakukan oleh anak di bawah usia 18 tahun. Perilaku yang ditampilkan dapat bermacam-macam, mulai dari kenakalan ringan seperti membolos sekolah, melanggar peraturan-peraturan sekolah, melanggar jam malam yang orangtua berikan, hingga kenakalan berat seperti vandalisme, perkelahian antar geng, penggunaan obat-obat terlarang, dan sebagainya.
Dalam batasan hukum, menurut Philip Rice dan Gale Dolgin, penulis buku The Adolescence, terdapat dua kategori pelanggaran yang dilakukan remaja, yaitu:
1. Pelanggaran indeks, yaitu munculnya tindak kriminal yang dilakukan oleh anak remaja. Perilaku yang termasuk di antaranya adalah pencurian, penyerangan, perkosaan, dan pembunuhan.
2. Pelanggaran status, di antaranya adalah kabur dari rumah, membolos sekolah, minum minuman beralkohol di bawah umur, perilaku seksual, dan perilaku yang tidak mengikuti peraturan sekolah atau orang tua. Apakah Keluarga yang Memicu hal tersebut?
Menurut Karol Kumpfer dan Rose Alvarado, profesor dan asisten profesor dari University of Utah, dalam penelitiannya, menyebutkan bahwa kenakalan dan kekerasan yang dilakukan oleh anak dan remaja berakar dari masalah-masalah sosial yang saling berkaitan. Di antaranya adalah kekerasan pada anak dan pengabaian yang dilakukan oleh orangtua, munculnya perilaku seksual sejak usia dini, kekerasan rumah tangga, keikutsertaan anak dalam geng yang menyimpang, serta tingkat pendidikan anak yang rendah.
Ketidakmampuan orangtua dalam menghentikan dan melarang perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak mereka akan membuat perilaku kenakalan terus bertahan. Faktor-faktor penyebab munculnya kenakalan remaja.
Menurut Kumpfer dan Alvarado
1. Kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan sosial.
2. Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap perilaku dan nilai-nilai anti-sosial.
3. Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah ataupun di luar sekolah, dan lainnya).
4. Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.
5. Rendahnya kualitas hubungan orangtua-anak.
6. Tingginya konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan keluarga.
7. Kemiskinan dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
8. Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas lain.
9. Perbedaan budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain atau lingkungan baru.
10. Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau melakukan kenakalan remaja.
Faktor lingkungan atau teman sebaya yang kurang baik juga ikut memicu timbulnya perilaku yang tidak baik pada diri remaja. Sekolah yang kurang menerapkan aturan yang ketat juga membuat remaja menjadi semakin rentan terkena efek pergaulan yang tidak baik.
"Guru yang kurang sensitif terhadap hal ini juga bisa membuat remaja menjadi semakin sulit diperbaiki perilakunya. Demikian juga dengan guru yang terlalu keras dalam menghadapi remaja yang bermasalah. Bisa jadi, bukannya ikut meredam kenakalan mereka, malah membuat kenakalan mereka semakin menjadi," ujar Prof. Arif Rachman, pakar pendidikan dari UNJ.
Sementara M Faisal Magrie, konsultan psikologi remaja dari Asosiasi Berbagi, menyatakan beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk mencegah munculnya perilaku kenakalan pada anak remaja.
Menurut Faisal, mengasuh anak yang memasuki usia remaja dapat diandaikan seperti bermain layangan. "Apabila orangtua menarik talinya terlalu dekat, layangan itu tidak akan bisa terbang. Namun bila orangtua membiarkan talinya terlalu jauh, layangan tersebut akan putus karena angin yang kencang, atau hal lain seperti menyangkut di pohon," kata Faisal.
Begitu juga dengan anak remaja, jika orangtua terlalu mengekang anak, yang terjadi adalah anak tidak mampu berkembang secara mandiri dan mereka akan berusaha untuk melepaskan dirinya dari kekangan orangtua. Ketika hal ini terjadi, lingkungan sosial, terutama teman sebaya, akan menjadi pelarian utama si anak. Apabila ternyata lingkungan sosial tempat anak biasa berkumpul memiliki kecenderungan untuk melakukan kenakalan remaja, anak juga berpotensi besar untuk melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan kelompoknya.
Hal yang sama juga dapat terjadi apabila orangtua terlalu membebaskan anak. Perbedaannya adalah, anak yang dibebaskan tidak merasakan tekanan sebesar apa yang dirasakan oleh anak yang dikekang, sehingga dorongan untuk memberontak cenderung lebih kecil dibandingkan anak yang dikekang. Berikan batasan yang jelas.
Orangtua disarankan untuk memberikan batasan yang jelas mengenai perilaku apa yang benar-benar tidak boleh dilakukan oleh anak, misalnya membolos, menggunakan narkoba, dan lain sebagainya. Berdiskusilah untuk tawar menawar, dengan cara yang lembut, pendekatan kepada mereka sangat perlu dilakukan. Sebisa mungkin orangtua menyisihkan sedikit waktu luang meraka untuk mendengarkan isi hati atau keluhan mereka. Dengan begitu anak akan merasa nyaman dan patuh kepada nasehat orangtua, dan para orangtua juga di haruskan untuk introspeksi diri, apa yang sebenarnya anak inginkan dari para orangtua mereka.
Proses tawar-menawar akan merangsang anak untuk menentukan standar moralnya sendiri. Di sisi lain hal ini dapat membuat anak lebih menghormati orangtuanya karena telah diberikan kesempatan untuk menentukan
pilihannya sendiri.
Aktif berkomunikasi dengan guru di sekolah juga sangat diperlukan bagi orangtua, untuk selalu dapat mengontrol anak mereka dari jauh, melalui guru meraka di sekolah.
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menghindari atau mencegah terjadinya kenakalan remaja :
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil
memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang
harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan
dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya
atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
6. Pemberian ilmu yang bermakna yang terkandung dalam pengetahuan dengan memanfaatkan
film-film yang bernuansa moral, medi a massa ataupun perkembangan teknologi lainnya.
7. Memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan perkembangan anakanak
kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi kenakalan remaja
8. Membentuk suasana sekolah yang kondusif, nyaman buat remaja agar dapat berkembang sesuai
dengan tahap perkembangan remaja.
Tak Ada Kata Terlambat
Menurut Faisal, tidak ada kata terlambat dalam menangani anak remaja yang terlihat 'melenceng'. Karena di usia ini teman adalah segalanya bagi anak, ia dapat dengan mudah terpengaruh oleh teman-teman sebayanya. Untuk mengatasi hal ini, tindakan yang dapat dilakukan oleh orangtua adalah dengan membuat kesan bahwa mereka bisa berdamai dengan pilihan anaknya. Dengan begini, orangtua tetap bisa mengawasi aktivitas dan
pergaulan anaknya dengan pasif.
Namun, ada hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua berkaitan dengan hal tersebut. Ketika orangtua terlalu 'masuk' ke dalam kehidupan anak, pasti anak akan merasa terganggu privasinya. Ia akan merasa risih dan pada akhirnya justru bersikap tertutup kepada orangtuanya.Untuk itu, orangtua harus mengusahakan agar tetap terlibat secara pasif, namun jangan sampai terkesan terlalu ingin ikut campur
Sekian artikel yang sedrhana ini saya buat, semoga dapat membatu para orangtua agar dapat lebih memperhatikan anaknya. Jaga mereka agar dapat menjadi penerus bangsa di masa yang akan datang. Terimakasih sudah membaca artikel sederehana ini, saya Ryan Novari Dwi Arizki
Terimakasih ^_^
Sumber referensi :
1. www.google.com
2. www.garutkab.go.id
3. http://http://belajarpsikologi.com/kenakalan-remaja/.html
Langganan:
Postingan (Atom)